SHALAT-NYA ORANG SAKIT & MUSAFIR

AShalat

1. Pengertian Shalat

    Menurut Bahasa: Pengertian shalat dari bahasa Arab As-sholah, yang berarti Do'a. sedangkan Menurut Istilah : shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat- syarat yang telah ditentukan. Menurut Hakikatnya: berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepadaNya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesaranNya atau meminta  keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau keduaduanya. Sebagaimana perintah-Nya dalam surah al-Ankabut ayat 45:

اُتۡلُ مَاۤ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ مِنَ الۡكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ ‌ؕ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنۡهٰى عَنِ الۡفَحۡشَآءِ وَالۡمُنۡكَرِ‌ؕ وَلَذِكۡرُ اللّٰهِ اَكۡبَرُ ‌ؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُوۡنَ.

bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

B. Shalatnya Orang Sakit

Shalat merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan untuk mendapat ridha Allah SWT. Tentu sebagai umat Islam tidak boleh meninggalkan salat, meski hanya satu waktu. Di tengah kondisi sakit pun, salat masih bisa dikerjakan. Sebab Allah memberi keringanan kepada orang sakit untuk menjalankannya. Keringanan yang dimaksud ialah mengenai tata cara salatnya. Allah Swt berfirman dalam surat Al baqarah ayat 286 :

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S 2: 286)

C. Tata Cara Bersuci bagi Orang Yang Sakit

  1. Orang yang sakit wajib bersuci dengan air. Ia harus berwudhu jika berhadast kecil dan besar
  2. Jika terdapat luka yang digips atau dibalut maka mengusap balutannya  dengan air
  3. Jika tidak bisa bersuci dengan air karena ada halangan, atau sakitnya bertambah, maka ia boleh bertayamum
  4. Bila tidak mampu bersuci sendiri maka ia bisa diwudhukan atau  ditayumumkan
  5. Pastikan orang yang sakit menggunakan pakaian yang bersih dan ditempat  yang suci ketika akan menunaikan salat.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam hadist Imran bin Husain radhialluhu anhu bersabda: Dulu aku terkena penyakit wasir (ambeien). Lalu aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenai shalat. Maka beliau bersabda, Shalatlah dengan berdiri. Jika engkau tidak mampu, maka shalatlah dengan duduk. Jika engkau tidak mampu, maka shalatlah dengan berbaring. (HR Bukhori no. 1117)

D. Shalat dengan duduk

1Telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan diberdirikan (seperti saat   duduk tasyahud awal         atau duduk iftirasy)

2. Membaca niat dan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi bahu

3.  Membaca surat Al Fatihah dan surat pendek dalam Al Quran yang hafal

4. Rukuk dengan tumaminah, caranya duduk membungkuk sedikit disertai membaca doa ruku

5. Itidal dengan tumaminah, caranya dengan kembali ke posisi semula yaitu duduk tegak dan                 membaca doa itidal

6. Duduk diantara dua sujud, duduk tasyahud awal dan akhir seperti shalat biasanya.

E. Shalat dengan berbaring

       Hendaklah berbaring ke sebelah kanan posisi menghadap ke arah kiblat, kepala berada di sebelah utara dan kaki di sebelah selatan

       Membaca niat dan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi bahu

       Bersedekap dan membaca surat Al Fatihah dan surat pendek dalam  Al Quran

       Rukuk dan sujud dengan menundukan kepala, pada saat sujud maka kepala  lebih ditundukkan posisinya

       Itidal dan duduk di antara dua sujud dengan tumaminah, caranya dengan  kembali ke posisi semula dan membaca doanya sama seperti bacaan dalam shalat saat berdiri

       Begitu pula dalam tasyahud awal dan akhir, cukup kembali ke posisi semula.

F. Shalat bagi Musafir

Musafir ialah seorang muslim yang keluar dari negerinya ke negeri lain dengan maksud mengerjakan sesuatu yang dibolehkan dalam agama, seperti bermusafir karena menuntut ilmu, melaksanakan suatu urusan keagamaan seperti menunaikan ibadah haji, menziarahi keluarga, kenalan atau mencari rezeki yang halal untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan negeri/kota yang dituju harus lebih dari jarak yang telah ditentukan oleh agama. Maka, pada saat itu dibolehkan baginya meng-qhasar (mengurangi) shalatnya.

Allah Swt Berfirman :

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِى ٱلْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُوا۟ مِنَ ٱلصَّلَوٰةِ إِنْ خِفْتُمْ أَن يَفْتِنَكُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱلْكَٰفِرِينَ كَانُوا۟ لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِينًا

 

Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu

Dari Ya’al bin Ummayah r.a. bahwa ia bertanya kepada Umar bin Khatab r.a. tentang ayat ini seraya berkata, “jika kamu takut diserang orang-orang kafir, padahal manusia telah aman.” Umar r.a. menjawab, “aku sempat heran seperti keheranan mu itu, lalu aku pun bertanya kepada Rasulullah sallallahu a’laihi wasallam tentang hal itu dan beliau menjawab, “(Qashar itu) adalah sedekah dari Allah kepadamu maka terimalah sedekah Allah tersebut”. (HR Muslim)

G. Shalat Safar

       Shalat Safar adalah shalat yg ditunaikan dalam perjalanan (pelakunya dalam status musafir)

       Shalat Safar dapat dilakukan dengan Menggabung dua waktu shalat di waktu yang sama disebut shalat jama”.

       Shalat Safar dapat dilakukan dengan.meringkas jumlah raka’atnya yang empat rakaat menjadi dua rakaat disebut “Qashar”.

H. Tata Cara Shalat Jamak dan Qashar

1. Syarat Shalat Jamak

a. Jamak taqdim = Menggabung dua sholat yang dikerjakan di waktu yang pertama,                                dengan syarat :

                        1)      Mendahulukan penunaian shalat yg pertama

                                    Contoh : Jamak dzuhur-Ashar dilakukan diwaktu dzuhur dan berurutan

                        2)   Tidak terseling oleh aktifitas/ibadah yang lain

                        3)    Masih dalam perjalanan/belum sampai rumah

b. Jamak ta’khir = menggabungkan dua shalat yang dikerjakan di waktu yang kedua,                                                            dengan syarat :

                    1)      Mengerjakan shalat di waktu yang kedua

                                 Contoh : Jamak Dzuhur-Ashar dilakukan di waktu ashar

                    2)      Tidak terselang aktifitas/ibadah yang lain

                    3)       Masih dalam perjalanan/belum sampai rumah

I. Tata Cara Shalat Jamak dan Qashar

1. Syarat Mengqhasar

     a) Berpergian yang bukan untuk tujuan maksia

     b) Jauh perjalanan minimal 88,5 km (pendapat imam Syafi’i)

     c) Shalat yang diqhasar adalah yang empat rakaat

     d) Niat qashar bersamaan dengan takbiratul ihram

     e) Tidak boleh bermakmum pada orang yang shalat sempurna (tidak diqhasar)

J. Macam – macam Shalat Jamak dan Qashar

Jamak Takdim

Jumlah Rakaat

Niat

Jamak

Qasar

Jamak

Qasar

Dzuhur - Asar

4 rakaat- 4 rakaat

2rakaat - 2 rakaat

أُصَلِّي فَرْضَ الظُّهْرِأربع

رَكعَاتٍ مَجْمُوْعًا مع العَصْرِ

جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالى

اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مَجْمُوْعًا

بِاْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمِ قَصْرًا لِلهِ تَعَالٰى

Magrib - Isya

3 rakaat - 4 rakaat

3 rakaat - 2 rakaat

أُصَلِّى فَرْضَ اْلمَغْرِبِ ثَلاَثَ

رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا مَعَ اْلعِشَاءِ

جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلّهِ تَعَالَى

اُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ

مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمِ قَصْرًا

لِلهِ تَعَالٰى


Jamak Ta'khir

Jumlah Rakaat

Niat

Jamak

Qasar

Jamak

Qasar

Dzuhur - Asar

4 rakaat-

4 rakaat

2 rakaat

2 rakaat

اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِاَرْبَعَ رَكْعَا تٍ مَجْمُوْعًا مَعَ العَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلهِ تَعَالَى

اُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرِ قَصْرًا لِلهِ تَعَالٰى

Magrib - Isya

3 rakaat

4 rakaat

3 rakaat

2 rakaat

اُصَلِّى فَرْضَ اْلمَغْرِبِ ثَلاَثَ

رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا مَعَ اْلعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ لِلّهِ تَعَالَى

اُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَى الْعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرِقَصْرًا لِلهِ تَعَالٰى

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANDI DALAM HUKUM FIQIH